Otak dapat mulai memproses gairah seks dalam respon pikiran (khayalan seksual), rangsangan secara visual (melihat pasangan yang telanjang), rangsangan yang dapat didengar (mendengar suara pasangan), rangsangan penciuman (bau dari tubuh pasangan), dan rasa (rasa tubuh pasangan). Tubuh mulai proses bangkitnya gairah sebagai hasil dari seorang wanita, atau pasangannya, menyentuh alat kelaminnya atau payudaranya, perasaan serasa udara mengalir melalui kulitnya yang terekspose, atau pakaiannya yang merangsang alat kelaminnya atau payudaranya. Pikiran dan tubuh selama dapat mengalami bangkitnya gairah seksual secara terpisah, tidak bisa mengalami orgasme secara terpisah. Orgasme membutuhkan keduanya, pikiran dan tubuh yang bekerja bersama-sama.
Orgasme mungkin
lebih merupakan sebuah persepsi mental daripada sebuah pengalaman fisik
bagi para wanita melebihi pria, sebagai hasil dari berbagai pelarangan
seksual diberikan kepada wanita. Kemampuan seorang pria untuk mencapai
ereksi dan ejakulasi merupakan sebuah simbol kejantanannya, gairah
seksual seorang wanita dan kenikamatan seksual mungkin terlihat sebagai
“diluar kontrol” dan “ceroboh”. Itu mungkin mengapa para wanita
seringkali kurang mengalami orgasme daripada pria karena salah satunya
karena harus berpura-pura bahwa keduanya sama-sama orgasme.
Ada dua perubahan
secara phisik yang harus dialami tubuh jika seorang wanita mengalami
orgasme. Yang pertama adalah “vasocongestion”, darah berkumpul dalam
payudara dan alat kelamin. Hal ini mengakibatkan payudara dan alat
kelamin menjadi lebih besar, tubuh merasa hangat atau panas untuk
disentuh, perubahan warna payudara dan alat kelamin, dan pelumasan
vagina. Yang kedua adalah “Myotonia” atau “ketegangan otot-otot syaraf
(neuromuscular)”, terbentuknya energi/kekuatan dalam ujung-ujung syaraf
dan otot-otot dari seluruh tubuh.
Beberapa wanita
mungkin mengalami mytonia yang kuat karena merasakan penuh atau keeratan
dalam tubuh anda sebelum orgasme, titik dimana tidak bisa kembali.
Beberapa wanita tidak bisa membiarkan diri mereka sendiri lebih jauh,
melepaskannya, dan oleh karena itu mereka tidak mengalami orgasme.
Berikut ini
adalah tiga contoh impuls seksual wanita. Contoh 1 memperlihatkan
orgasme berganda; contoh 2 memperlihatkan gairah yang mencapai level
stabil tanpa terus mencapai orgasme dan contoh 3 memperlihatkan beberapa
penurunana singkat dalam tahap perangsang diikuti sebuah tahap resolusi
yang bahkan lebih cepat
Gambar Contoh Impuls Respon Seksual Pada 3 Jenis Orgasme
Para ahli seks
telah memecahkan siklus respon tersebut ke dalam 4 tahapan,
perangsangan, kondisi stabil, orgasme, dan resolusi. Definisi dari hal
tersebut berubah-ubah dan seseorang mungkin tidak sadar atas apa yang
dialami tubuh mereka pada setiap tahap. Lamanya waktu yang dihabiskan
seseorang untuk mengalami setiap tahap, dan bahkan urutan dari tiap
tahapan mungkin bervariasi pada setiap orang. Seorang wanita yang sedang
berkencan dapat mengalami gairah seksual beberapa kali, bahkan tanpa
diketahuinya, tanpa pernah mengalami tahap stabil. Dia mungkin mengalami
gairah seksual dan tahap stabil selama dia berdansa, tetapi kembali
pada tahap tidak bergairah selama menuju ke rumah. Sekali di rumah dia
dapat mengalami gairah secara cepat dan orgasme sebagai akibat dari
perangsangan secara langsung pada alat kelamin tanpa mengalami tahap
stabil. Cara di mana seseorang mengalami setiap tahapan adalah unik bagi
mereka, dan bahkan hal ini akan berubah tergantung pada mood mereka dan
bersama siapa mereka.
Gambar Kondisi Genital Internal dalam Siklus Respon Seksual
Bangkitnya gairah dapat disertai oleh respon-respon phisik dan mental dan atau rangsangan phisik:
* Dimulai dengan pelumasan vagina, dalam 10- 30 detik.
* 2/3 bagian dalam vagina membesar.
* Uterus (rahim) dan cervix ( mulut rahim ) tertarik ke atas.
* Labia majora menipis dan berpisah.
* Ukuran labia minora meningkat.
* Ukuran clitoris (kelentit) membesar.
* Puting susu menjadi tegak sebagai akibat dari kontraksi-kontraksi otot-otot.
* Saat berada pada gairah puncak, ukuran payudara dapat membesar.
Seperti yang
disebutkan di atas, pelumasan vagina sebagai akibat dari vasocongestin
pada dinding vagina. Cairan lembab “merembes” dari dinding vagina
sebagai akibat meningkatnya darah yang terdorong ke sana. Proses ini
disebut “Transudation”. Tetesan kecil dari cairan lembab terbentuk di
dalam vagina sebagai akibat dari rembesan ini. Tetes-tetes cairan ini
terkumpul bersama-sama dan mengalir keluar dari vagina, menyebabkan
vulva menjadi lembab. Banyaknya, ketebalan, dan bau pelumas vagina
wanita bervariasi di antara wanita satu dengan yang lainnya, dan dengan
wanita yang sama tergantung pada banyak faktor, termasuk kondisi
menstruasinya, dan apa yang telah dia makan. Adanya pelumasan vagina
tidak menandakan bahwa seorang wanita betul-betul siap untuk melakukan
hubungan intim, juga bukan berarti tidak adanya pelumasan menandakan dia
tidak bergairah seksual. Beberapa wanita menghasilkan sedikit cairan
lembab dan memerlukan penggunaan pelumas berbahan dasar air, seperti
Jelly K-Y. (Penggunaan pelumas dengan bahan dasar petroleum bisa
mengakibatkan infeksi vagina). Sementara hal itu sangat normal atau
bersifat sementara, jika anda mengalami masalah dengan kekeringan vagina
selama hubungan intim, periksalah ke dokter anda. Wanita yang lainnya
menghasilkan begitu banyak cairan lembab sehingga mereka membasahi
semuanya, yang mana dapat memalukan pada saat itu terjadi di tempat
umum. Hal ini juga normal, dan ini hanya merupakan akibat dari berbagai
variasi dalam tubuh wanita.
Gambar Perubahan Pada Vulva Selama Siklus Respon Seksual
Selama tahap stabil seorang wanita dapat mengalami:
1. Ditandai dengan peningkatan ketegangan seksual.
2. Peningkatan
vasocongestion dalam vagina disebabkan 1/3 dari bagian luar vagina
membengkak, menyebabkan ukuran lubang vagina menurun mungkin 30%.
3. 2/3 bagian dalam dari vagina menggembung. Seorang wanita bisa mengalami hasrat yang kuat untuk dipenuhi, rasa sakit pada vagina.
4. Jumlah pelumasan vagina bisa menurun selama tahap ini, khususnya jika diperpanjang.
5. Clitoris
(kelentit) menjadi ereksi secara meningkat, kelenjar bergerak ke arah
tulang panggul, menjadi lebih tersembunyi oleh bagian tudungnya.
6. Labia minora sangat meningkat ketebalannya, sekitar 2-3 kali.
7. Peningkatan ukuran labia bagian dalam bisa memisahkan labia bagian luar mengakibatkan lubang vagina menjadi lebih menonjol.
8. Warna
labia minora berubah dari merah muda menjadi merah bagi wanita yang
belum melahirkan, dari merah terang menjadi merah gelap pada wanita yang
telah melahirkan. Warna yang sebenarnya bisa bervariasi, tetapi tidak
ditandai perubahan warna.
9. Areola, daerah berwarna disekeliling puting susu menjadi membengkak.
10. Payudara,
meningkat ukurannya 20-25% bagi wanita yang belum menyusui bayi, bagi
wanita yang telah menyusui, kurang atau tidak ada peningkatan ukuran.
11. 50%
-70% wanita mengalami “gejolak seks” pada dada mereka dan daerah tubuh
lainnya akibat dari meningkatnya aliran darah dekat permukaan kulit.
12. Detak jantung meningkat, mungkin berdebar dengan jelas.
13. Adanya suatu tanda peningkatan dalam besarnya tegangan seksual pada paha dan pantat.
14. Tubuh seorang wanita sekarang secara penuh siap untuk melakukan hubungan intim melalui vagina.
Gambar Perubahan Payudara dalam Respon Siklus Seksual
Selama tahap orgasmik seorang wanita dapat mengalami:
- Kontraksi otot berirama terjadi di bagian 1/3 terluar dari vagina, uterus (rahim), dan anus. Kontraksi otot yang pertama adalah sangat kuat, dan terjadi dengan kecepatan yang sedikit lebih cepat dari ada 1 detik (0,8 detik). Ketika orgasme terus berlanjut, kontraksi menjadi kurang kuat dan terjadi pada kecepatan yang lebih jarang. Sebuah orgasme yang ringan bisa memiliki 3-5 kontraksi, orgasme yang kuat memiliki 10–15 kontraksi.
- “Gejolak seks” terjadi bahkan lebih jelas dan menutupi bagian tubuh yang lebih besar.
- Otot-otot diseluruh tubuh berkontraksi selama orgasme, bukan hanya yang berada di daerah pelvic (panggul).
- Orgasme juga berperan dalam otak, sebagaimana ditunjukkan dari oleh pengontrolan gelombang otak.
- Beberapa wanita akan mengeluarkan atau menyemprotkan cairan dari urethra mereka selama orgasme. Hal ini sering sekali disebut ejakulasi wanita. Sementara para pengamat masih mencari tahu apakah yang dikeluarkan itu merupakan urine atau ejakulasi wanita, sumber cairan tersebut tidaklah sangat penting, para wanita seringkali dilaporkan mengalami orgasme yang sangat kuat ketika hal itu terjadi. Itu semua betul-betul merupakan cara-cara, kesenangan wanita. Tidak seorang pun mempertanyakan ejakulasi pria, bahkan jika itu begitu kotor berbau.
- Myotonia jelas berubah diseluruh tubuh, khususnya dalam wajah, tangan, dan kaki. Ekpresi muka seorang wanita menandakan bahwa dia merasakan sakit saat dia sedang mengalami orgasme yang menyenangkan.
- Pada puncak orgasme seluruh tubuh menjadi kaku selama sesaat.
0 komentar:
Posting Komentar