.quickedit{ display:none; }
@budikazmat. Diberdayakan oleh Blogger.

Hubungan antara Papa dan Proses Menyusui


Menyusui adalah anugerah alamiah dengan berbagai keuntungan untuk Mama dan si kecil. Tapi prosesnya adalah sesuatu yang perlu dipelajari dan dibiasakan. Mama juga perlu dukungan dari orang-orang di sekitarnya, terutama dari Papa, agar bisa memberikan ASI Eksklusif untuk si kecil selama 6 bulan pertama, atau bahkan lebih.
Peran Papa dalam Menyusui
Penelitian menunjukkan bahwa 98.1% Mama akan menyusui bila suaminya mendukungnya. Tapi bila sang Mama tidak mendapatkan dukungan dari suami, hanya 26.9% yang melanjutkan proses menyusui untuk anaknya. Kurangnya dukungan dari Papa bisa saja terjadi karena Papa dan Mama kurang mengerti pentingnya ASI bagi kesehatan dan perkembangan si kecil. Alasan lainnya adalah karena Papa merasa cemburu akan ikatan antara Mama dan si kecil yang terbentuk saat menyusui, atau sebaliknya, Mama berhenti menyusui agar Papa merasa tidak ‘tertinggal’ dari hubungan antara Mama dan si kecil. Penyebab ini bisa dihindari dengan pengetahuan yang cukup dan kedekatan hubungan antara Papa dengan keluarga.
Secara ilmiah, dijelaskan bahwa peran ayah dalam menyusui disebabkan oleh hormon. Penelitian menunjukkan bahwa tingkat hormon Oxytocin,Prolactin, dan Vasopressinmeningkat pada Papa yang baru memiliki anak. Peningkatan hormon Oxytocin diakui sebagai komponen utama dalam memulai dan menjaga insting memelihara dan kedekatan antara Papa dan si kecil. Hal ini terutama terjadi saat Papa melakukan kontak kulit dengan si kecil. Hormon Oxytocin ini juga diproduksi pada Papa dan Mama saat mereka saling berhubungan dan sangat membantu pada lancarnya proses menyusui. Papa yang ikut merawat Mama dan si kecil akan meningkatkan hormon oxytocin Mama, dan pada akhirnya akan berperan besar dalam suksesnya proses menyusui Mama.
Sementara itu, meningkatnya hormon Prolactin dianggap mendukung timbulnya keterikatan antara Papa dengan Mama dan si kecil. Sedangkan hormon Vasopressin dikenal sebagai hormon monogami alias hormon komitmen, sehingga peningkatan hormon ini akan membuat Papa ingin melindungi keluarga Papa.
Dukungan Papa dalam Proses Menyusui
Salah satu hal yang perlu Papa ingat adalah walaupun menyusui adalah hal yang alamiah, bukan berarti Mama tidak akan mengalami hambatan dalam melakukannya. Menyusui seharusnya tidak menyakitkan, jadi bila Mama merasa kesakitan atau terhambat saat menyusui, dukung Mama untuk menemui konsultan laktasi, bahkan walaupun Mama sendiri merasa enggan untuk menemuinya.
Dukungan Papa terhadap proses menyusui juga bisa berbentuk kehadiran Papa saat Mama menemui konsultan laktasi. Setelah melahirkan, Mama masih mengalami proses penyembuhan yang melelahkan. Ditambah lagi mungkin saja dia merasa stress karena mengalami hambatan dalam proses menyusuinya. Kehadiran Papa tidak saja sebagai pendamping yang memberikan rasa aman untuk Mama, tapi juga sebagai orang yang membantu komunikasi antara Mama dengan konsultan laktasi sehingga Papa bisa membantu Mama mengingat informasi dari konsulan laktasi bila Mama memerlukannya. Selain itu, bila Papa mengetahui secara lengkap manfaat proses menyusui, masalah yang mungkin muncul, serta solusinya, proses menyusui akan lebih menjadi sebuah keputusan keluarga yang diperjuangkan bersama.
Salah satu kesalahpahaman terbesar adalah anggapan bahwa cara satu-satunya dan terbaik bagi Papa untuk mendekatkan diri dengan si kecil adalah saat memberikan ASI dalam botol kepada si kecil. Walau cara ini memang bisa berhasil, tapi masih banyak hal lain yang bisa dilakukan Papa untuk mempererat kedekatan dengan si kecil, misalnya memandikan si kecil, mengganti popok, dll. Pada dasarnya, kontak kulit langsung antara Papa dengan si kecil akan berpengaruh besar pada kedekatan Papa dan si kecil.
Bonus tambahan dari dekatnya hubungan Papa dan si kecil adalah untuk memperpanjang ‘masa hidup’ keluarga Papa. Papa yang merasa ‘tertinggal’ dan tidak terlibat dalam hubungan keluarga cenderung akan pergi meninggalkan keluarganya secara fisik dan emosional.
Pada akhirnya, kunci kelancaran dan kesuksesan masa kehamilan, kelahiran, dan saat menjadi orang tua tidak terbatas pada nutrisi semata. Kualitas hubungan Papa dengan keluarga justru memegang peranan yang penting. Yang perlu diingat adalah bahwa Papa bukanlah pengganti Mama. Baik Papa maupun Mama memegang peran yang berbeda, tapi sama pentingnya.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Followers